Minggu, 25 Oktober 2009

10 tahun bukanlah sekejap masa...


menanam cinta, di kebun jiwa;
perlu perhatian dan komitmen;
pupuk dan benih terbaik,
adalah saling percaya dan gelora mawaddah.

saling memahami adalah menyatukan hati;
berharap ada dalam mimpi yang sama;
dan rencana yang matang,
lalui samaudra dengan hati lapang....

berharap aku ada di dalam-mu,
berharap ada dalam retina mata,
berharap ada dalam rongga jiwa,
berharap ada dalam gendang telinga....
hingga tak ada lagi, salah paham dan prasangka;

10 tahun, bukanlah sekejap masa...
cukup sebagai langkah awal,
untuk membangun tembok kokoh itu...
hingga gempa yang datang tak sanggup goyahkan.

bantu aku untuk mengerti diri,
sehingga mampu menata hati,
bahwa cinta memang harus selalu ada,
dan selalu tumbuh dalam dada; kita.

Selasa, 20 Oktober 2009

Lomba Pidato;

Secara bergiliran kami harus maju ke panggung (tempat tidur) dan yang lain duduk sebagai penonton (di samping tempat tidur); masing-masing harus berpidato, isinya:
- memperkenalkan diri,
- alamat tinggal,
- hoby,
lalu dilanjutkan menceritakan sesuatu ttg hoby tersebut.

Giliran pertama, Bunga yang maju ke depan. Gayanya seperti biasa, asyik. Sambil menyebut nama lengkap dan nama panggilan, ia melompat ke sana dan ke mari. Dia sebutkan alamat rumah, sambil bertanya dahulu, mau tahu alamat rumahku?? hehe..
Bunga sebutkan hoby-nya, yaitu "bermain sekuter", "tahukan sekuter itu seperti apa..?" lalu dia menjelaskan tentang sekuter, bentuk dan jumlah rodanya, bahkan bagaimana cara memakainya. Pidato itu ditutup dengan pura2 jatuh setelah menirukan gaya menggunakan sekuter... kami bertepuk tangan.

Giliran kedua, Haya yang maju. Lebih tenang. Dia awali dengan kata "Teman2" cukup komunikatif. Alamat tentu saja sama. Hoby-nya "menggambar". Kemudian Bunga yang saat itu sudah sebagai penonton, menginterupsi... "menggambar itu apa?" "Kok suka menggambar?" Haya menjawab, "menggambar itu asyik, karena kita bisa berkhayal..."
Pidato itu ditutup dengan "terimakasih teman2". Kami kembali bertepuk tangan.

Giliran terakhir, aku yang maju. Hiks, tentu saja lebih formal. Secara memang sudah tua, juga karena efek pelatihan John Robert Powers. Aku memperkenalkan diri, menyebutkan alamat, dan Hoby. Hoby-ku tentu bermain bola, lalu aku harus menceritakan tentang "sepak bola" baru beberapa kalimat, Haya merem sejenak, Bunga memperhatikan kakaknya, lalu ikut2an merem... aku bertanya, lho kenapa? Ngantuk ya? mereka mengangguk...

Hiks..
dalam perlombaan pidato tersebut, aku kalah. Aku tidak bisa membuat apa yang aku sampaikan menjadi menarik di depan anak-anakku. hehehe, ternyata untuk berbicara yang lebih komunikatif aku harus belajar banyak dari mereka. Bunga yang tetap centil, dan Haya yang tenang namun tetap komunikatif.
Terima kasih, anak-anakku. Kalian HEBAT!!

Rabu, 14 Oktober 2009

SIHIR KATA-KATA

Kita bisa saja marah, lalu mengatakan hal2 buruk tentang seseorang, sehingga menebarkan keburukan... padahal bisa saja, kita tahan dengan tidak mengatakannya, biarkan saja mengalir dalam sikap tubuh dan wajah, atau bahkan kita simpan saja dalam hati, itu pun cukup mewakili... karena kata-kata bisa menyihir kita; kata-kata buruk bisa menyihir kita menjadi buruk..

Kadang kita tergoda untuk mengubah keadaan yang tidak kita inginkan dengan mengatakan langsung tentang apa yang kita inginkan, tentang apa yang salah dari kondisi tersebut, mungkin justru sebaliknya yang terjadi; bukan perubahan yang kita dapatkan, melainkan penentangan dari lingkungan yang ingin kita ubah. Sekali lagi inilah sihir kata-kata. Pengungkapan masalah secara gamblang bisa jadi membuat masalah itu semakin rumit. Sebaliknya, akan menjadi lebih nyaman, ketika kita sampaikan hal-hal positif saja. Fokuslah pada kelebihan, pada hal-hal positif yang kita rasakan... "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." QS. Ibrahim ayat 7.

Kepada kegelapan janganlah kita kesal, jengkel, dan sibuk memakinya... lebih baik kita nyalakan lampu, niscaya kegelapan itu lari terbirit-birit.

Jumat, 09 Oktober 2009

waktu, dirimu, dan aku....

waktu adalah matahari dan rebulan yang bercakap dengan titah Tuhannya...
dan Cinta adalah percakapan lembut,
antara waktu dan rahsa yang hangat mengalir dalam darah,
berdenyut di seluruh tubuh; sebelum tertambat di lubuk jantung.

kuharap waktu, dirimu dan aku berhenti di ruang yang sama,
lalu kita coba hentikan keindahan itu
dalam diam yang ranum......

aku mencintaimu, dik....

Jumat, 02 Oktober 2009

Padang Berguncang;

Padang berguncang,
membuat gelombang dahsyat memukul karang jiwa....

Padang luluh lantak,
ciptakan denyut nadi lebih cepat berdetak....

Seperti ada belati,
terseret... merobek nurani;
ketika pada saat yang sama... ada yang nikmati upeti negeri ini...
dengan seenak udelnye sendiri;
berhotel mewah, berharap menu mewah, sambil tertawa berpura pura setia
padahal asyik berebut kuasa;

jijik!!

Padang merana,
sepi;
nafasnya tinggal satu-satu;
berharap tabik tangan kukuh saudaranya,
bukan sekedar basa basi
yang tetap tega saja ambil keuntungan dari semua derita ini...

Maafkan aku, Saudaraku...
aku berharap tidak lagi lalai seperti mereka;
aku berharap ada di sana, ada di dalam satu hati...
berpegangan kukuh, tegap berdiri, hadapi semua badai ini.

Tuhan,
sungguh aku pinta Pertolongan-Mu
lalui ujian ini, ntuk melompat lebih tinggi.....

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...