Jumat, 20 Mei 2011

Dunia itu Lucu ya...

Ini tentang pelajaran yang aku dapatkan di 24 jam terakhir...

Pertama, menukil satu kalimat bos-ku saat pulang kantor, "Dunia itu lucu ya, mas...." saat melihat betapa orang-orang itu begitu semangat mengejar "dunia", sementara melupakan bekal mereka di akhirat. Saat itu aku hanya diam. Diam membenarkan.

Kedua, esok harinya, saat aku berangkat kantor, mendengarkan satu lagu judulnya "Cintamu Sepahit Topi Miring" di Album HIPHOPDINENGRAT yang diambil dari Puisinya Sindhunata. Isinya semacam sinisme atas kehidupan.
Memang enak jadi wedhus daripada manusia
bila mati, manusia dikubur di gundukan tanah
kepalanya dikencingi wedhus yang merumput
Nasib manusia, hanya sengsara, sampai akhirnya
mengapa kita, mesti bersusah?


Ketiga, khutbah Jum'at siang tadi... dengan materi kisah percakapan Ulama Abdullah bin Mubarok dengan seorang wanita yang tidak mengucapkan sepatah kata pun kecuali ayat2 Al-Qur'an selama 40 tahun... Subhanalloh. Yang terfikir olehku, adalah... kehati-hatian wanita tersebut, dalam menjaga lisannya. hiks...

Melihat fenomena yang terjadi belakangan ini, bahwa kehidupan dunia menjadi begitu dominan dalam isi kepala kita. Sepanjang hari, disibukkan dengan mencari nafkah. Sibuk dengan rencana-rencana masa depan yang "dunyawi" semata. Di sisi lain, kita lalai dalam menyiapkan bekal kita di akhirat. Tidak ada perencanaan yang "serius" untuk menyambut kehidupan kita di akhirat kelak. Sementara, dunia justru menyuguhkan berbagai macam kepalsuan.... bahkan media hanya menjual propaganda yang provokatif, berita sarat dengan ghibah juga fitnah. Hiks, terbayang begitu jauh dari lisan wanita yang bertemu dengan Abdullah bin Mubarok tersebut di atas.

Lalu atas amanah yang begitu banyak, yang mungkin terlalaikan... rasanya memang pantas kita menangisi itu semua semalaman, bahkan seharusnya lebih dari semalam... karena teramat banyak dosa kita; dosa kolektif kita. Menyiakan amanah, menebar dusta, dan menyembunyikan kebenaran. Hiks. Wallohu a'lam.

Rabu, 18 Mei 2011

Catatan sepanjang hari... dari saldo amanah hingga pertanyaan untuk Cinta...

Menggigit pagi....
menyeduh kehangatan waktu fajar.....
dan pagi, terbangun dalam ingatan saldo amanah yg menumpuk, namun bagaimanapun juga hari harus dijalani....

Menuang siang ke cawan jiwa....
kedinginan dalam siang....
walau tertatih, mencoba menuang makna pada cawan waktu.....
hujan menghiburku, dengan tarian air tercurah dan nyanyian deru angin... air mata biarlah mengalir sahaja....
yang tersisa setelah hujan di siang hari, adalah aroma tanah basah, bulir2 air tersisa di kaca jendela, dan cahaya matahari melewatinya ciptakan pendar2 gaib......

Senja tergunting resah, ilalang menusuk ingatan, dan gelisah tersebar di padang jiwa......
mencoba merobek senja, dan biarkan langit menganga....
senja harus datang, sedang denyut tak beraturan di pangkal otak itu tak kunjung berhenti.....

Setelah matahari ditelan gelap, aku baru beranjak.... Maaf, terlambat pulang....

Dan malam, menjadi benderang dalam benak....
terhuyung berjalan pulang. Dan saat angin menyapa, aku jawab: ini perkara waktu, karena jika kita bilangan bulat, maka manfaat adalah pembilang dan waktu adalah penyebutnya... berapa nilai kita?

Mengecek ulang, saldo semangat hari ini...

Dan mengapa aku masih mencintaimu?
Mungkin jawabannya sama dengan jika kau tanyakan mengapa ombak tak bosan2nya menampar karang....

Senin, 02 Mei 2011

masih tentang media...

Awalnya saya sudah berusaha untuk percaya atas berita kematian Usamah bin Laden, namun setelah membaca berita bahwa tentara AS membuang jasadnya ke laut kok jadi ragu...
Tercium aroma dusta di sana. Lalu terfikir beberapa teori.antara lain:
1) usamah memang tertembak, dan ternyata Alloh memberikan kematian dengan kategori Syahid, sehingga ciri2nya begitu nampak, bau yang harum, mayat yang tidak busuk... dan saat di kapal, sang komandan takut, tanda2 itu mempengaruhi anak buahnya..... akhirnya dibuanglah jasadnya ke laut.
2) usamah ternyata memang sudah lama tiada, ia hanya tokoh rekaan, yang diciptakan sebagai alasan penyerangan negeri2 kaya minyak... setelah dirasa cukup, dongeng itu diakhiri dengan fragmen terbunuhnya ia di pakistan, lalu untuk menghindari pembuktian akan jasadnya, dibuatlah berita bahwa jasad itu telah dibuang ke laut....
3) jasad itu terbuang secara tidak sengaja, entah karena apa...

Mohon maaf, ini hanya sekedar membuktikan bahwa media kita saat ini sudah kelewat sering membeberkan berita yang isinya opini semata, bukan fakta... jika hanya opini, kita semua juga bisa kan? hehehehe...

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...