Senin, 26 Desember 2011

Darah kering itu;


Siapa sangka, bayang-bayang penuh kengerian itu tiba-tiba saja datang.
ia seperti rintik hujan di tengah hari…
awalnya entah, dari berita yang mana
aku jadi tertarik pada darah kering itu,
darah yang tersisa di kuku jari tangan mayat seorang gadis korban pemerkosaan…
darinya bercerita tentang banyak hal, karena bisa jadi darah itu darah si keji bejat moral,
atau darah gadis itu sendiri, saat tak kuasa menahan sakit, tercubit pipinya sendiri…
atau bisa pula darah entah siapa.

Dan mimpi buruk itu mengajariku tentang rasa sakit,
tentang harga diri yang poranda
tentang kebencian yang terhenti oleh maut
tentang keadilan yang sangat dirindukan

Lalu air mata menjadi tak lagi relevan,
karena yang ada adalah sedih yang campur ngeri
justru ia lebih dekat pada kemarahan

dan baju besar peradaban itu tersobek perlahan…
tertunduk malu nurani.

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...