Jumat, 29 Desember 2017

Khutbah Jumat

Pelajarilah....
Bagaimana unta diciptakan
Bagaimana langit diangkat
Bagaimana gunung ditancapkan
Bagaimana bumi dibentangkan...

Unta, langit, gunung, bumi...
Adalah tentang perjalanan
Kendaraan kita, penunjuk arah, pemandangan sekitar, juga tempat yang kita jejak
Tujuannya menuju pintu kematian
Tak satu pun yang sia sia
Semua bermakna

Berhati hati di setiap langkah adalah kunci
Keselamatan kini dan nanti

Jakarta, 29 desember 2017
Poetoe

Oleh2 jumatan tadi siang.

Rabu, 27 Desember 2017

Marsiti dan rembulan

duduk menatap langit dan bergumam pada rembulan itu menenangkan
tak mudah
menjadi nampan atas sampah
menjadi bejana atas sumpah serapah

jika siang itu pesta dan kemewahan
ajang pura pura dan basa basi
citra yang didewakan
maka malamnya mereka butuh membuang sisa
hasrat yang pekat
jelaga dusta
residunya ekspresi jujur yang amis

"Ah
mungkin memang ini peranku:
jamban sosial"

Marsiti masih bergumam
menatap rembulan; lama.

Bekasi-Jakarta 28 Desember 2017
Poetoe

Lalu lalang

Orang orang lalu lalang
jajakan isi kepala
mulutnya monyong dendangkan kepalsuan
sulap sana sulap sini
muncul harga tinggi tanpa permisi
persis saat itu juga harga diri mati

Orang orang lalu lalang
obral mimpi
lambung lambungkan angan
dan belati terhunus di balik punggung
tunggu saat tepat
matilah siapa pun yang mendekat

Orang orang lalu lalang
menjadi sama sama jalang
rendahkan diri rata dengan genangan comberan fitnah
duga duga ngawur tertebar di seluruh taman.

Dusta mengecambah.

Bekasi, Desember 2017
Poetoe

Selasa, 26 Desember 2017

Badai yang berlabuh

hanya karam
terbawa oleh derasnya rindu
arus ini teramat kuat
kapal yang sudah berlabuh pun
terhempas lagi
dipaksa kembali berlayar

tatap mata itu dahsyat
mengurung segenap geloraku
menjadi gemuruh tertahan
badai itu terkurung dalam palung terdalam
berkumparan saja

pada pagi yang menyiang
pada erat genggam saling silang
resah aku desahkan
rindu dan janji saling beradu.

Bekasi, Desember 2017
Poetoe

Semenjana

Sunyi
Bising kendaraan tak lagi terasa.

Terabaikan
Berjam jam berkendara
Sunyi dan bising menjadi saling kenal
Akrab menyekap
Berdua saling cakap
Duduk berhadap hadap

Sunyi belajar tentang bunyi dari bising
Bising belajar tentang hening dari sunyi

Saling ajar mengajar.

Padamu pesona lengkap itu
Bincangmu hangat
Diammu pun tetap terasa lekat

Bunyimu adalah sunyimu sekaligus
Bisingmu adalah heningmu sekaligus

Walau teramat lengkap pun
mengkhawatirkanku pada akhirnya
Karena terlampau indah dan manis
itu kurangi rasa

Butuh bumbu sengak pada kata
agar rasa bahasa itu lebih berenergi

Menjadilah tak terlalu sempurna sayang
agar perjalanan cinta ini ternikmati lebih

Jangan terlalu manis
Jangan terlalu dekat
Pahit itu mendewasakan
Berjarak itu menguatkan.

Muntilan, Desember 2017
Poetoe

Kamis, 21 Desember 2017

Pernyataan Syetan

kami merayap di segenap bumi
mencuri nurani
menggelapkan bening hati
karena jika berhadapan langsung kami pasti kalah,
maka kami bergerilya
berjalan memutar
menembus perlahan benteng diri manusia

di lubuk jiwa mereka
kami hembuskan energi ananiah
energi keakuan
semakin tebal dan besar huruf a pada kata Aku mereka, semakin bahagia lah kami
memang sederhana tugas ini
hanya seperti motivator yang membesarkan hati seorang budak untuk menjadi seolah majikan yang serba kuasa

bermain mainlah kami pada binar mata bahagia dan bangga mereka
agar lahirlah jumawa
setelahnya sibukkan mereka dengan citra yang harus dijaga
kami berhalakan citra itu untuk mereka
menjadi cinta yang berat
membuat mereka terjerat
tak sanggup tidur hanya karena takut nama baiknya terusik
kami kerdilkan mereka
sekecil kutu yang terkurung dalam tutup botol dunia

jika kejujuran itu demikian benderang dan tak sanggup kami padamkan,
maka cukuplah kami remangkan
sendyakala ning integritas
senjakala kejujuran.

Bekasi, 22 desember 2017
Poetoe

Senyap kita

genangan dalam mata
keruh oleh rindu yang tak terakui
hanya gelisah lama
terendap saja
dalam debur senyum
dalam rengkuh hangat

bisa apa kita
waktu melipat jarak
setiap detik itu membawa ratusan mega bita
berisi kenangan juga mimpi
bahkan kata cinta yang diasingkan di bilik benak
yang tersimpan lama menggelegak keluar

lalu waktu seolah terhenti
dua kerjap mata saling tatap sesaat
namun terjadi demikian lama di dasar retina mata
rasa sayang namun juga keengganan untuk beranjak
teraduk bersama dalam bejana jiwa

senja dikunyah malam
rindu ditelan kenyataan yang tersedu

aku dan kamu lebur
dalam senyap
yang lama.

Bekasi, desember 2017
Poetoe

Merias Topeng Diri

seperti memanah,
salah arahkan mata panah
adalah fatal

memandangi kisah sendiri
dengan mata manusia
terengah mengejar citra
tentu luka pada akhirnya

demi nama
kita lupa
jual nilai diri
jual harga atas jiwa

Setelahnya : sesal
tapi untuk apa

Bekasi, 21 Desember 2017
Poetoe

Selasa, 12 Desember 2017

Hujan Bercanda

Hujan bercanda
pada mimpi di ruang benak
bahwa waktu telah sempurna ubah kita
demikian dekat dan hangat menjadi
kering dan sepi
ukuran angka angka itu melengkapi
tiba tiba percakapan kita adalah transaksional saja

Aku sih coba bertahan
berdiri pada ambang batas
biarkan kering, namun enggan beranjak jadi benci

Jadi semenjana saja.

Bekasi, 11/12/2017
Poetoe

Kopi pagi

Secangkir kopi, sosis bakar,
dan saus pedas.

Secawan mimpi, selapis kelakar,
dan tarikan nafas.

Angka tertebar di meja
seikat keinginan
bertabur rindu
harus kurekat rekat
sebelum kunikmati

Hasrat menyebar dalam jiwa
pekat oleh impian
bertabuh dengki yang merdu
harus ku sekat sekat
sebelum kupotong dan buang jauh jauh

Secangkir kopi
rebah aku menepi di suatu pagi.

Bekasi, 9 Desember 2017
Poetoe

Aku

Aku lahir tgl 21 april 2011 di hari kartini
aku ingin seperti kartini
aku ingin rajin belajar seperti kartini yang belajar tanpa henti

Cita citaku jadi desainer dan dokter
dan hobyku menulis

Semoga dapat kucapai.
Aamiin.

Bekasi, 09 Desember 2017
Asa Adila Madania

Bunda

Bunda adalah wanita penuh cinta karena ia sudah melahirkanku dan merawatku
dan memberi rasa pada setiap cerita

Bunda adalah wanita perkasa
dan tak pernah lelah membangunkanku
agar tak terlambat sholat shubuh

Bunda adalah ibu guruku
Bunda tak pernah lelah mengajarkanku
agar aku pintar dan berilmu

Bunda terima kasihku untukmu.

Bekasi, 7 Desember 2017
Asa Adila Madania

Bersama Asa


Seperti di suatu senja
saat belajar bersama Asa
belajar menulis puisi
bagaimana mengisi kertas kosong dengan curahan hati
aku menulis tentang Asa, anak ketiga
sedang Asa menulis tentang bundanya.

Ini tentang kata
yang kami tangkap pada setiap rasa
kami bariskan mereka
dalam ikatan bait dan irama

Ternyata memang luar biasa
menikmati sajian kata
di meja makan kita
sesap bersama maknanya.

Bekasi, 7 Desember 2017
Poetoe

Antara mimpi dan terjaga

Terbangun belum juga tengah malam
apakah mimpi si bunga tidur itu justru mengkhianati tidur dengan membuat kita kembali terjaga?

Yang tersisa justru debar dalam dada
Juga kaki yang terasa pegal, seolah mimpi berlari lari itu terjadi benar benar

Pertanyaan tentang batas nyata dan mimpi itu seperti mengabadi
Sejak dari kanak kanak tak juga terjawab tuntas

Seperti pernah bermimpi mengerjakan ujian saat sekolah menengah dulu,
lalu esoknya saat ujian terkaget, karena soalnya persis seperti dalam mimpi

Juga beberapa kali, mimpi menghapal materi pelajaran, esoknya benar benar hapal

Dan malam ini, mimpi berlari terburu buru itu, menyisakan kelelahan di kedua kaki.

Mungkinkah memang tak ada batas antara dua alam ini?

Bekasi, nyaris 11 Desember 2017
Poetoe

Rabu, 06 Desember 2017

Menulis puisi

Saat rindu serupa perdu
Cinta menjelaga
Kenangan menggenang di ceruk benak
Bagaimana bisa aku tanpa puisi....

Seperti memunguti terseraknya makna
di halaman masa
semakin teliti, semakin bernas kata kata
diksi menjadi kunci
terlahirnya syair syair mimpi.

Lalu diam,
biarkan sesaat setiap indra presentasikan rasa yang tertangkap
Otak berdenyut pimpin rapat
hasilnya adalah endapan.

Karena bahkan kopi pun
setelah terendapkan lebih nikmat kita sesap.

Bekasi 07 desember 2017
Poetoe

Minggu, 03 Desember 2017

Tata Surya dalam Kopi Kita

Mungkin kita terlahir oleh kata
dalam bincang di setiap ritual minum kopi kita
karena kopi dan perbincangan ringan itu berpasangan
keduanya bermuara pada kehangatan

Seperti benda benda di langit
kita dan kata berputaran
Mars yang merah terlihat marah
namun kenyataannya lembut dan penuh empati
Jupiter yang sabar
lebarnya sanggup berlama lama jadi pendengar saja
juga Sarurnus bercincin, banyak gaya di sekian banyak planet dalam tata surya

semuanya mengitari Matahari
yang beri kehangatan
hangatnya kopi
hangatnya bincang
hangatnya tawa lepas
hangatnya nada riang

Indahnya sulit dilupakan
ku tak ingin ada badai mana pun yang akan matikan pijarnya

Desember 2017
Poetoe

Racun Rindu

Seperti satu waktu
sengaja kucampur rindu
dalam cangkir kopiku
meracuni sepanjang hari
penuh olehmu
hingga tersedak jelang malam menggelap
dalam nir nalar aku terlelap.

Desember 2017
Poetoe.

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...