Senin, 08 Januari 2018

(masih) Rabithah

saat terjebak sasar
kedengkian mengular
kebencian menyebar
kesedihan tak terbayar

duga membuar tebar luka dengan garam
api marah meliat geliat geram
butuh airmu
butuh senyummu itu

atau melompatlah
meninggi hingga tepi awan
agar paham betapa dunia mewah dan luas
kerdili diri betapa naif kita ini

masih pantaskah kau piara dugamu itu
sedang demikian jelas dengki itu takkan lahirkan arti
mengapa tak kau peluk saja ia
hamburkan sayang dan percaya

lalu senandungkan bersama
kidung tentang cinta yang mengikat
dalam pemahaman yang utuh
dan ketaatan yang sempurna

Tuhan,
kuatkan ikatan kami.

Jakarta, 05012018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...