Minggu, 14 Januari 2018

Puisi setiap hari

aku terlahir bersama kata
walau kata ibu aku telat bisa berbicara
lama aku menjadi anak dengan kata kata aneh saja saat berkomunikasi
mungkin serupa mantra

suatu hari saat belajar solat
aku rukuk dan tatapan mataku justru mengintip di antara dua kaki
melihat meja di belakangku
dan aku bergumam tentang benda benda di sana
gelas
toples
piring

selepas solat orang tuaku bahagia
anaknya bisa berkata kata

kata bapakku, setelah itu aku berubah
menjadi sangat suka berkata
menonton wayang kulit semalaman
sambil terus bertanya tentang tokoh tokohnya

terus berlanjut
saat jelang masuk sekolah dasar
aku bisa baca
kata mulai ada dalam tulisan di kepalaku
aku mulai suka membaca
bahkan novel kubaca di kelas satu
ahai... Laila Majnun, ku ingat novel itu
bocah ingusan yang mulai terbuai puisi Qais yang ia cipta untuk Laila

begitulah
wajar jika kini
aku dan puisi seperti satu sisi
tak terpisah
membuatku malas menulis dalam satu buku
bukankah aku berpuisi di sepanjang hidupku?

jika kau mau bukuku,
silakan berjalanlah di sisiku. Selalu.

Tol arah bekasi, 12012018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...