Senin, 08 Januari 2018

siluet pagi

menyeruput kopi pahit pagi ini
menyesap gelisah yang wingit
menungguimu tersenyum
hingga waktu menggigit

bagaimana percaya tersusun
sedang mozaik itu terserak
satu satu
walau terseret seret
darah tercecer di sepanjang jalan

menatap matahari menancapkan
sembilu rindu
membran tembus
nyaris robek

mengakui ada irisan kenangan yang terselip
tak terlihat namun sulit terlupa
karena luka teramat dalam

di titik terakhir itu
tersimpuh terduduk
tertumpu pada lutut

maafkan aku

Jakarta, Januari 2018
Poetoe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...