Kamis, 11 Januari 2018

surga

di depan sana musuh menghadang pasti
walau di balik gunung pasir itu
tapi gemuruhnya demikian keras terdengar
denting pedang dan tombak bergesekan
mereka sudah menunggu

kematian di depan mata
apakah nyali lalu menghiba agar kembali?

tidak

bahkan ia tersenyum
seorang penyair pecinta dan pencipta kalam itu
yang berangkat bertempur karena cintanya pada Tuhan dan nabinya
tersenyum saja
mata berbinar

ia bergumam bibirnya bergetar
jika kau dekati
maka yang terdengar adalah
satu kata yang terulang ulang

surga
surga
surga

dan saat bendera perang dikibarkan
ia menghambur gembira
menjemput cintanya
dengan berbinar.

Cawang, 11012018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...