ada ikatankah antara kita dan cuaca
kita murung cuaca mendung
kita riang cuaca terang
kita menangis cuaca gerimis
mungkin tidak
walau dalam gerimis ini kulihat ada yang menangis
entah sedih entah haru
kilatan genangnya tertangkap mata
aku terjebak sendu.
halte menjadi senyap
degub nadiku merayap rayap
mengalir pelan di balik jasad
ruh ikut berenang menuju jantung
hendak menyebar kenang di seisi diri
agar debar jadi rindu.
aku tahu ini konyol.
duduk saja
memandang langit
hujan
dan aku tergenang kenangan yang pekat
gumpal menggumpal.
Cawang Ciliwung, 26032018
Poetoe
Sabtu, 14 April 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar